Thursday, February 21, 2013

Ratusan Massa Perpustabek Demo di Depan Kemenkokesra


JAKARTA, Berita HUKUM - Ratusan massa yang mewakili Persatuan Pegiat Usaha Stasiun Se-Jabodetabek (PERPUSTABEK) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, di jalan Medan Merdeka Barat No. 3 Jakarta Pusat, Kamis (21/2).

Dari rilis yang diterima Pewarta BeritaHUKUM.com menyatakan ancaman penggusuran yang disampaikan oleh pak Sugeng selaku kepala aset Ka.Daop I PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dalam pertemuan dengan pedagang stasiun Duri pada Senin, 18 Februari silam di kantor kelurahan Duri Utara telah menyulut kekesalan pedagang.

Pasalnya dalam pertemuan tersebut PT KAI tidak mau menerima masukan pedagang untuk penataan stasiun tanpa penggusuran pedagang. Sebaliknya pak Sugeng menyampaikan bahwa apa pun yang terjadi PT KAI akan tetap bersikeras untuk meratakan kios-kios pedagang pada tanggal 28 Februari 2013 tanpa kompromi.

Hamzah, salah seorang pedagang stasiun Duri mengaku sangat kecewa dengan sikap PT KAI yang tidak mau membuka ruang dialog yang komprehensif dan tawaran solusi yang saling memenangkan bagi PT KAI dan para pedagang.

Padahal di pasar Duri terdapat 250 pedagang yang sudah puluhan tahun membuka kios di area perusahaan BUMN ini. Selain itu ancaman penggusuran PT KAI juga berdampak pada 40 Kepala Keluarga warga kelurahan Duri Utara yang tinggal di sekitar area PT KAI.

Menanggapi kekecewaan atas ancaman PT KAI inilah yang menjadi sebab para pedagang dan warga sekitar stasiun Duri menggelar unjuk rasa ke kantor Gubernur DKI, Joko Widodo.

Dalam aksi yang digelar dengan konsep pasar kaget ini, para pedagang datang dengan membawa dagangannya masing-masing. 

"Kami kesini untuk menunjukkan kepada pak Jokowi, bahwa jika penggusuran tetap terjadi tanpa ada dialog dan solusi yang saling menguntungkan, maka kami akan memindahkan lapak kami ke kantor Gubernur," ungkap Andri salah seorang pedagang stasiun Duri dalam orasinya.

Warga yang turut serta dalam Aksi Pasar Kaget di Balai Kota DKI ini, juga mau menagih janji Jokowi yang ketika berkampanye berjanji tidak akan ada penggusuran lagi di Jakarta. Selain itu pedagang menagih janji pak Jokowi untuk memediasi pertemuan PT KAI dengan pedagang.

"Kami menagih pak Jokowi yang ketika Musrenbang lalu berjanji akan memediasi pertemuan pedagang dengan PT KAI!" Seru Ujang salah seorang pendamping pedagang dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK).

"Sudah dua minggu lebih kami menunggu kabar mediasi dari pak Jokowi, tetapi tidak ada kabar sama sekali, padahal kami sudah melayangkan surat hingga empat kali tetapi tidak juga digubris," ujar Ujang.

Seharusnya para pejabat memikirkan masak-masak sebelum dilakukan penggusuran. Karena penggusuran pedagang ini akan berdampak serius pada angka kemiskinan di perkotaan. Ada ribuan warga yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di stasiun-stasiun kereta Se-Jabodetabek. Seharusnya jika mau jujur, PT KAI dan pejabat terkait dapat membuka dialog untuk menemukan solusi terbaik.

Sikap tertutup PT KAI dan pejabat ini malah menguatkan publik akan adanya kepentingan pemodal yang berlindung dibalik penggusuran pedagang.

"Kami sudah menyiapkan tawaran-tawaran solusi tentang penataan stasiun yang lebih manusiawi, seandainya PT KAI mau berdialog dengan kami secara jujur dan terbuka," ungkap Agung, pendamping dari Dompet Dhuafa.

Aksi digelar melibatkan 350 perwakilan pedagang dari 12 stasiun yang tergabung dalam PERPUSTABEK. Aksi dimulai pukul 06:00 pagi untuk mencegat Jokowi sebelum memasuki kantor balai kota. Dan pada siang tadi, aksi digelar di depan Gedung Kemenkokesra.

"Sudah ada lima orang perwakilan yang diterima didalam gedung Menkokesra," kata Hamzah. Aksi ini bergerak ke beberapa kementerian terkait.

Dalam aksi ini para pedagang menuntut 4 hal: 1. Menagih janji Gubernur DKI, Jokowi untuk memediasi dialog PT KAI dengan pedagang, 2. Menagih janji Gubernur DKI, Jokowi atas komitmennya tidak akan melakukan penggusuran ketika menjabat, 3. Menuntut Pemprov DKI mencegah adanya penggusuran pedagang maupun warga sekitar stasiun sebelum ada solusi yang saling menguntungkan, 

4. Seluruh pegiat usaha stasiun Duri dan warga telah bersatu dan akan berjuang sekuat tenaga mempertaruhkan jiwanya untuk tetap bertahan di area stasiun hingga ada musyawarah antara PT KAI, pejabat terkait, pedagang dan warga. Aksi ini didukung Dompet Dhuafa, JRMK, UPC, LBH Jakarta, dan BEM UI.(bhc/mdb)

Sunday, February 10, 2013

5.400 Hektar Hutan Mangrove di Karawang Rusak Parah


KARAWANG, Berita HUKUM — Sekitar 5.400 hektar hutan mangrove yang tersebar di kawasan pesisir Karawang, dalam kondisi rusak parah. Sampai saat ini, kawasan green belt (sabuk hijau) itu belum ada upaya rehabilitasi. Padahal, dengan rusaknya hutan mangrove itu akan berdampak pada menurunnya produktivitas perikanan tambak.

Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Karawang, Durohim Suarli, menyebutkan, luas hutan mangrove di wilayah lumbung padi ini mencapai 9.983 hektare. Dari luasan tersebut, sekitar 54 persennya dalam kondisi rusak parah. Yakni, mencapai 5.400 hektare. Sedangkan, kerusakan yang relatif sedang mencapai 3.953 hektare. Serta yang kondisinya baik hanya 629 hektare.

“Kerusakan hutan mangrove ini jelas akan merugikan nelayan dan pembudidaya tambak,” ujar Durohim, Sabtu (9/2).

Kerusakan hutan mangrove ini tersebar di sembilan kecamatan pesisir. Sampai saat ini, memang belum ada upaya untuk merehabilitasi hutan tersebut. Pasalnya, untuk merehabilitasi kawasan sabuk hijau itu perlu anggaran yang cukup kuat. Sekaligus, perlu ada komitmen dari masyarakat untuk tidak merusak hutan tersebut.

Kerusakan hutan mangrove itu, ditenggarai akibat ulah masyarakat. Selain itu, ada juga disebabkan oleh faktor alam. Seperti, diterjang gelombang besar, abrasi, serta banjir. Padahal, kawasan hutan ini sangat membantu bagi peningkatan produksi perikanan. Terutama, perikanan tambak.(cgc/bhc/opn)

Saturday, February 9, 2013

KOMPETISI MINI NEWS PAPER COMPETITION 2013


KOMPETISI MINI NEWS PAPER COMPETITION 2013
Kategori SMA/K dan Mahasiswa Se-Bali

Tema: “Pariwisata Berkelanjutan, Idealnya Seperti Apa?”

Syarat dan Ketentuan:
1. Peserta berasal dari Lembaga SMA/SMK sederajat dan Lembaga Pers Mahasiswa tingkat Fakultas ataupun Universitas se-Bali. Setiap lembaga hanya diperkenankan mengirimkan 2 kelompok.
2. Kompetisi dilaksanakan berkelompok, terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok diperkenankan mengirim maksimal 2 karya dengan masing-masing karya mencantumkan nama media yang berbeda.
3. Setiap karya dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 50.000,00. Pendaftaran paling lambat tanggal 5 Maret 2013.
4. Peserta wajib mengisi formulir pendaftaran dan biodata peserta, yang dapat diunduh di www.mnpc30.persakademika.com
5. Pengumpulan karya dikumpul dalam bentuk softcopy dan hardcopy paling lambat tanggal 8 Maret 2013. Softcopy karya dikirim via email ke akamnpc30@hotmail.com. Hardcopy dikumpul/dikirim sebanyak 1 lembar beserta fotokopi kartu pelajar/KRM dikirim ke:
Sekretariat UKM Pers Mahasiswa Akademika
Student Center Lt. 2
Jl. Dr. R. Goris, No. 7A, Denpasar.
6. Pengumpulan karya paling lambat diterima panitia tanggal 8 Maret 2013.
7. Karya tidak pernah diikutsertakan dalam kompetisi serupa lainnya.
8. Untuk pengumuman lebih lanjut silakan lihat di www.mnpc30.persakademika.com

Pemenang dan Hadiah
1. Pengumuman pemenang: 15 Maret 2013
a. Juara I : Trofi + Piagam + Uang Tunai
b. Juara II : Trofi + Piagam + Uang Tunai
c. Juara III : Trofi + Piagam + Uang Tunai
d. Terfavorit : Plakat + Piagam
2. Kategori favorit diperoleh dari “Like” terbanyak setelah karya dipublikasikan di www.mnpc30.persakademika.com.
3. Juara I, II, III, dan terfavorit dari masing-masing kategori berhak menghadiri undangan diskusi ekstern.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews