Tuesday, December 1, 2015

30 Anak di Banten Terjangkit HIV/AIDS


Awas, HIV/AIDS Bisa Terjangkit Pada Anak-anak

indopos.co.id – Peredaran HIV/Aids di Provinsi Bengkulu terus menyebar. Penyakit mematikan ini tidak hanya terjangkit oleh orang dewasa, melainkan juga anak-anak baru lahir yang disebabkan orang tuanya terjangkit penyakit tersebut.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, secara keseluruhan penyakit tersebut sudah mencapai 870 kasus, 50-an diantaranya adalah anak-anak. Sedangkan dalam kurun waktu Januari-November 2015, terdapat 92 kasus.
“Pengidapnya bukan hanya warga Kota Bengkulu, tapi juga kabupaten seperti Mukomuko, Curup, Bengkulu Selatan dan Lebong. Khusus untuk data tahun ini, yang terjangkit adalah usia produktif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, H Amin Kurnia SKM MM, kemarin.
Dijelaskan Amin, sebagian besar terjangkitnya penyakit tersebut bearasal dari berhubungan seksual, sedangkan dari alat cukur dan lainnya belum ditemukan di Bengkulu.
“Penularannya utamanya melalui hubungan seksual, sedangkan bagi anak baru lahir karena orang tuanya terjangkit,” ujarnya.
Menurutnya, bagi orang tua yang anak-anaknya terjangkit tidak perlu khawatir, karena obat untuk menjaga kekebalan tubuh bisa didapat dengan mudah, bahkan secara gratis di klinik di RSUD M Yunus Bengkulu. Demikian juga kepada orang dewasa yang positif, Dinkes telah membuka klinik konseling agar mereka menyadari bahwa mereka sudah terjangkit sehingga saat mau berhubungan badan harus menggunakan kondom.
“Kendalanya mereka tidak mau karena malu,” ucapnya.
Untuk memproteksi menularnya HIV/Aids ini kepada anak yang baru lahir, Amin menyarankan kepada pasangan yang ingin menikah harus memeriksa dirinya terlebih dahulu apakah mereka positif atau negatif. Sebab, jika calon orang tua sudah positif, maka anaknya pun sudah bisa dipastikan positif HIV/Aids karena sejumlah penelitian menemukan bahwa orang tua terjangkit HIV/Aids maka anaknya pasti ikut terjangkit.
“Kalau mereka tetap mau punya anak, dapat mempersiapkannnya dari awal terutama masalah obat agar anaknya tetap sehat dan bisa bertahan hidup,” demikian Amin.(and)
- See more at: http://www.indopos.co.id/2015/12/awas-hivaids-bisa-terjangkit-pada-anak-anak.html#sthash.9W3bxQE2.dpuf

Serambibanten.com - Sepanjang 2015, tercatat ada 30 anak di Provinsi Banten yang terjangkit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).

Hal itu diungkap oleh sumber internal dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Banten dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten.

Ketua LPA Provinsi Banten, Iip Syaripudin, mengatakan sedianya memang belum banyak kasus HIV/AIDS yang terungkap di Banten.

“Bisa jadi jumlahnya lebih banyak lagi, karena korban tidak berani melapor,” ujar Iip, Selasa (1/11/2015). “Kami belum mempunyai data lengkapnya, tapi kemungkinan bisa saja,” ujarnya.
Kemungkinan itu pun dibenarkan oleh Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait. Itu mengingat dari data nasional, Banten masuk jajaran daerah yang memiliki anak terjangkit HIV/AIDS.

“Saya yakin yang terungkap lebih banyak, secara nasional kan ada datanya, dan Banten masuk salah satunya, yang tinggi memang di Jawa Barat. Itu karena jumlah penduduknya banyak dan banyak yang melapor,” ujarnya setelah mengisi salah satu acara di Pendopo Gubernur KP3B.

Arist melanjutkan, kondisi tersebut menunjukan bahwa perhatian dan program Pemerintah masih kurang efektif dalam hal menyikapi persoalan-persoalan anak-anak.

“Pemerintah harus serius dalam membetuk program, jangan program yang bersifat proyek tapi program yang berbasis pada masyarakat,” ujarnya.

http://www.serambibanten.com/30-anak-di-banten-terjangkit-hivaids/

28.060 Orang Remaja di Indonesia Sudah Terinfeksi HIV, Hindarilah Seks Bebas

JAKARTA, – Kalangan remaja berusia 15-24 tahun merupakan kelompok yang rentan terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga September 2015 menunjukkan, remaja yang terinfeksi HIV berjumlah 28.060 orang (15,2 persen). Sebanyak 2089 orang (3 persen) di antaranya sudah dengan AIDS.

"Jumlah itu kumulatif dari tahun 1987, ya. Jumlah ini adalah fenomena gunung es. Angka itu yang berhasil kita temukan," ujar Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Sigit Priohutomo seusai acara Gebyar Remaja Indonesia Peduli HIV/AIDS di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Sabtu (19/12/2015).

Penularan HIV tertinggi karena perilaku seks berisiko. Sedangkan penularan dari pemakaian jarum suntik sudah mulai menurun.

Menurut Sigit, penularan HIV terjadi karena kurangnya pengetahuan di kalangan remaja. Remaja harus paham pentingnya kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan HIV.

Mengapa remaja menjadi kelompok yang rentan terinfeksi HIV? Psikolog Ratih Ibrahim menambahkan, pada saat remaja, yakni sudah memasuki masa pubertas akan muncul ketertarikan terhadap lawan jenis. Remaja merasakan jatuh cinta, berpacaran, dan muncul gairah seksual.
Sayangnya, para remaja ini belum tentu matang secara emosional. Tanpa pengetahuan yang benar, remaja ini rentan melakukan perilaku seks berisiko dan tertular HIV.

"Remaja ini harus dapat informasi yang benar. Bahayanya kalau mereka dapat informasi tersesat hanya dengan tanya teman atau tanya google," terang Ratih.

Untuk itu, menurut Ratih para remaja harus diisi dengan kegiatan yang positif. Ratih menegaskan, remaja dikatakan keren bukan dilihat dari banyaknya pacar atau sudah melakukan hubungan seksual, melainkan dari banyaknya kegiatan positif dan prestasi yang diperoleh.
was, HIV/AIDS Bisa Terjangkit Pada Anak-anak
Awas, HIV/AIDS Bisa Terjangkit Pada Anak-anak


http://www.indopos.co.id/2015/12/awas-hivaids-bisa-terjangkit-pada-anak-anak.html




Liputan6.com, Jakarta “Cegah dan lindungi diri, keluarga, masyarakat dari HIV dan AIDS”, teriak Agus Badrullah, seorang aktifis HIV/AIDS.

Agus Badrullah sempat menjadi salah satu pembicara dalam talkshow HIV & AIDS Bersama KPA Kota Surakarta. Dalam talkshow tersebut hadir seorang ibu rumah tangga penderita ODHA, ditulis Selasa (1/12/2015).

Data yang dimuat oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penderita ODHA tertinggi memang berada pada kalangan ibu rumah tangga. Data tersebut didapatkan dengan melakukan tes HIV terhadap ibu rumah tangga yang tidak terjangkit, tetapi rentan tertular dari para suami mereka. Para ibu rumah tangga ini dapat terjangkit apabila suaminya memiliki perilaku yang berisiko tinggi, seperti menggunakan jarum suntik dan para suami penikmat ‘pembeli’ seks.

Surarti, seorang ibu rumah tangga yang positif HIV pada 2009, mengaku bahwa ia tidak mengetahui apa dan siapa yang menyebabkan ia harus menghadapi hidup sebagai ODHA. “Saya merasa syok dan hancur saat saya divonis positif HIV”, ujarnya.

Surarti adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya di rumah. Ketika ia divonis, ia merasa tidak mempunyai semangat hidup lagi. Ironisnya, Suharti adalah seorang janda. Ketika Suharti divonis sebagai ODHA, suaminya sudah meninggal karena sakit yang tidak diketahui. “Saya tahunya suami saya hanya sakit, lalu saya memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit, lalu seketika ia meninggal.

"Saya tidak mengerti kalau ternyata suami saya terkena HIV/AIDS”, katanya. Suharti mendadak depresi akut sejak ia divonis jadi ODHA. Hingga saat ini pun Suharti tidak mengetahui apa yang menyebabkan dirinya menderita HIV/AIDS. Setelah ia bangkit dari keterpurukan selama berminggu-minggu, ia mulai mengubah pola pikirnya dengan mengikuti segala aktivitas maupun talkshow seputar HIV dan AIDS.

Ini hanyalah sebagian kecil perjalanan hidup seorang ibu rumah tangga yang berpotensi sangat tinggi sebagai ODHA di Indonesia. Satu Desember ini diperingati sebagai hari untuk menyadarkan seluruh masyarakat di dunia untuk menjauhkan HIV dan AIDS serta merangkul para penderita ODHA dengan memberikan motivasi serta meningkatkan semangat hidup ODHA.

Sumber: http://health.liputan6.com/read/2379154/banyak-ibu-rumah-tangga-tak-tahu-kenapa-dirinya-jadi-odha


Memprihatinkan, Penderita HIV/AIDS di Makassar Capai 7.000 Orang

Rimanews - Jumlah penderita HIV/AIDS Makassar pada tahun 2015 sangat memprihatinkan, karena sudah menyentuh angka 7.000 orang lebih.  

"Penderita HIV/AIDS jumlahnya sudah sangat memprihatinkan, bahkan saat ini di kota Makassar tercatat lebih dari 7.000 orang positif terkena virus mematikan ini," ujar Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Makassar Syamsu Rizal di Makassar, Selasa (01/12/2015).

Dia mengatakan, jumlah penderita HIV/AIDS itu diperolehnya melalui hasil pemeriksaan darah baik yang dilakukan oleh PMI, Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas.

Meskipun dalam hitungan cukup banyak, namun jika berdasarkan angka persentase dari populasi penduduk angkanya jauh lebih sedikit karena masih banyak warga Makassar yang tidak pernah memeriksakan darahnya.

"HIV/AIDS itu seperti fenomena gunung es, misalnya terdata satu orang yang positif terkena HIV/AIDS, pada kenyataanya angka satu itu bisa mewakili 10 orang korban," katanya.

Deng Ical sapaan akrabnya itu mengatakan penyebaran HIV/AIDS didominasi melalui pola hubungan seksual yang tidak aman. Masih banyak pengidap yang tidak menyadari dirinya terinfeksi HIV/AIDS, lalu mereka melakukan hubungan seksual dan menularkan kepada pasangannya.

"Cara paling baik agar terhindar dari virus ini adalah setia sama pasangan, jangan coba nakal di luar karena dampaknya sangat menyeramkan bagi pasangan kita," pesannya.

Syamsu Rizal yang juga Wakil Wali Kota Makassar itu menjelaskan jika HIV atau Human Immunodeficiency Virus itu sendiri adalah virus yang merusak sistem pertahanan atau kekebalan tubuh Sementara AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala yang timbul akibat seseorang terjangkit virus HIV. Setiap 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia.

"Peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh pada hari ini itu bertujuan untuk mengingatkan kita bahaya virus mematikan ini. HIV/AIDS dan Narkoba saat ini sudah super daruratmi, karena bisa merusak masa depan kita dan pelanjut kita," tuturnya.

Menurut dia, setiap pendonor yang mendonorkan darahnya PMI, kualitas darahnya akan diteliti untuk diketahui apakah layak digunakan atau tidak. Dari pemeriksaan itu dapat diketahui pendonor menderita penyakit menular atau tidak, seperti HIV, Hepatitis, Malaria dan sipilis.

"Itulah mengapa penerima darah harus membayar, biaya tersebut adalah biaya penganti untuk proses pengolahan darah, pengadaan kantung, pemeriksaan HB, uji saring penyakit, uji cocok serasi, penggantian alat, pemeliharaan, dan biaya penunjang lainnya, bahkan PMI biasa harus mengeluarkan biaya lebih," ungkapnya.

http://nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20151202/248437/Memprihatinkan-Penderita-HIV-AIDS-di-Makassar-Capai-7-000-Orang 

 

Penderita HIV/AIDS di Cirebon Meningkat Tiap Tahun

Cirebon, HanTer - Penderita virus HIV/AIDS di Cirebon, Jawa Barat, dari tahun ke tahun terus meningkat dan Komisi Penanggulangan AIDS gencar mengadakan kaderisasi serta workshop kepada masyarakat sekitar.
 
"Penderita HIV/AIDS pada tahun 2014 ada 674 orang dan tahun ini sudah meningkat yaitu menjadi 690 lebih," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Cirebon Sri Maryati di Cirebon, Sabtu (7/11).
 
Peningkatan penderita virus tersebut didominasi oleh usia produktif yaitu dari umur 15 tahun sampai 38 tahun dan ini mencapai 60 persen dari keseluruhan penderita HIV/AIDS.
"Ada 23 remaja penderita virus tersebut dan ini merupakan hasil penularan melalui hubungan sesama jenis dan hubungan seks yang beresiko, akan tetapi jumlah yang paling mendominasi yaitu umur antara 15-38 tahun," ujarnya.
 
Dengan meningkatnya penderita, pihaknya bekerjasama dengan berbagai lembaga untuk sosialisasi bahya virus tersebut dan juga pihaknya menjadikan beberapa golongan masyarakat termasuk remaja untuk bergabung menjadi kader Penanggulangan dan Pencegahan AIDS.
 
Kaderisasi itu bertujuan untuk sosialisasi kepda masyarakat yang terindikasi maupun yang belum agar bisa memeriksakan juga menjauhi bahayanya virus tersebut.
 
"Kami adakan workshop kepada remaja yang ada disekitar Cirebon dan juga utusan dari kampus sekitar," tuturnya.
 
Ia berharap dengan adanya kader Penanggulangan dan Pencegahan AIDS angka penderita semakin bisa ditekan lagi, karena menurutnya sudah ada 55 nyawa yang mati sia-sia terkena virus itu.
 
"Kami berharap angka kematian bisa ditekan yang mana sekarang ini jumlahnya sudah mencapai 55 orang yang mati terkena virus HIV/AIDS," tambahnya.
 
(ruli)

http://www.harianterbit.com/hanterhumaniora/read/2015/11/07/46813/40/40/Penderita-HIVAIDS-di-Cirebon-Meningkat-Tiap-Tahun
 

Naudzubillah, Jumlah Penderita HIV/AIDS di Indonesia Terus Meningkat

Jakarta (SI Online) - Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dalam sepuluh tahun terakhir secara umum meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan makin banyaknya masyarakat yang sadar dan melakukan tes HIV.
Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Sigit Priohutomo, mengatakan meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia layaknya fenomena gunung es. Namun fenomena tersebut perlahan tapi pasti mulai terangkat.
"Makin banyak yang terdeteksi, makin terangkat gunung esnya. Semakin banyak juga masyarakat yang mau melakukan tes dan mengetahui statusnya," kata Sigit dalam temu media di Gedung Kemenkes, Jalan HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/11), seperti dikutip Metrotvnews.com. 
Menurutnya, hal tersebut juga tidak lepas dari pergeseran target program deteksi dini dan screening. Dulu, kata Sigit, yang dites hanya kelompok kunci, yang diduga mengidap HIV.
"Sekarang tes juga dilakukan ke populasi umum, terutama ke ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga menjadi salah satu kelompok pengidap HIV yang tinggi," imbuhnya.
Menurut data Kemenkes, sejak tahun 2005 sampai September 2015, terdapat kasus HIV sebanyak 184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (38.464 kasus), diikuti Jawa Timur (24.104 kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat (17.075 kasus) dan Jawa Tengah (12.267 kasus).
Kasus HIV Juli-September 2015 sejumlah 6.779 kasus. Faktor risiko penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (46,2 persen) penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun (3,4 persen), dan LSL (Lelaki sesama Lelaki) (24,4 persen).
Sementara, kasus AIDS sampai September 2015 sejumlah 68.917 kasus. Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus AIDS tahun 2015 didapatkan tertinggi pada usia 20-29 tahun(32,0 persen), 30-39 tahun (29,4 persen), 40-49 tahun (11,8 persen), 50-59 tahun (3,9 persen) kemudian 15-19 tahun (3 persen).
Kasus AIDS di Indonesia ditemukan pertama kali pada tahun 1987. Sampai September 2015, kasus AIDS tersebar di 381 (77 persen) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia.
Wilayah pertama kali ditemukan adanya kasus AIDS adalah Provinsi Bali. Sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011.
red: ummu syakira
http://www.suara-islam.com/read/index/16291/Naudzubillah--Jumlah-Penderita-HIV-AIDS-di-Indonesia-Terus-Meningkat

Adakah obat untuk HIV

Adakah obat untuk HIV?
Tidak. Tidak ada obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.

Jenis pengobatan dan perawatan apakah yang tersedia?
Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat-obatan antiretroviral.

Apakah obat anti retroviral itu?
Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh.

Bagaimana cara kerja obat antiretroviral?
Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi diri, yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh (immunodeficiency). Obat-obatan antiretroviral memperlambat replikasi sel-sel, yang berarti memperlambat penyebaran virus dalam tubuh, dengan mengganggu proses replikasi dengan berbagai cara.
  • Penghambat Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
HIV memerlukan enzim yang disebut reverse transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis obat-obatan ini memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah proses pengembangbiakkan materi genetik virus tersebut.
  • Penghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)
Jenis obat-obatan ini juga mengacaukan replikasi HIV dengan mengikat enzim reverse transcriptase itu sendiri. Hal ini mencegah agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang terinfeksi.
  • Penghambat Protease (PI)
Protease merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikasi HIV untuk membentuk partikel-partikel virus baru. Protease memecah belah protein dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat produksi partikel virus baru.
Obat-obatan lain yang dapat menghambat siklus virus pada tahapan yang lain (seperti masuknya virus dan fusi dengan sel yang belum terinfeksi) saat ini sedang diujikan dalam percobaan-percobaan klinis.

Apakah obat antiretroviral efektif?
Penggunaan ARV dalam kombinasi tiga atau lebih obat-obatan menunjukkan dapat menurunkan jumlah kematian dan penyakit yang terkait dengan AIDS secara dramatis. Walau bukan solusi penyembuhan, kombinasi terapi ARV dapat memperpanjang hidup orang penyandang HIV-positif, membuat mereka lebih sehat, dan hidup lebih produktif dengan mengurangi varaemia (jumlah HIV dalam darah) dan meningkatkan jumlah sel-sel CD4+ (sel-sel darah putih yang penting bagi sistem kekebalan tubuh).

Supaya pengobatan antiretroviral dapat efektif untuk waktu yang lama, jenis obat-obatan antiretroviral yang berbeda perlu dikombinasikan. Inilah yang disebut sebagai terapi kombinasi. Istilah ‘Highly Active Anti-Retroviral Therapy’ (HAART) digunakan untuk menyebut kombinasi dari tiga atau lebih obat anti HIV.

Bila hanya satu obat digunakan sendirian, diketahui bahwa dalam beberapa waktu, perubahan dalam virus menjadikannya mampu mengembangkan resistensi terhadap obat tersebut. Obat tersebut akhirnya menjadi tidak efektif lagi dan virus mulai bereproduksi kembali dalam jumlah yang sama seperti sebelum dilakukan pengobatan. Bila dua atau lebih obat-obatan digunakan bersamaan, tingkat perkembangan resistensi dapat dikurangi secara substansial. Biasanya, kombinasi tersebut terdiri atas dua obat yang bekerja menghambat reverse transcriptase enzyme dan satu obat penghambat protease. Obat-obatan anti retroviral hendaknya hanya diminum di bawah pengawasan medis.

Mengapa ARV tidak siap tersedia?
Di negara-negara berkembang, hanya sekitar 5% dari mereka yang membutuhkan dapat memperoleh pengobatan antiretroviral, sementara di negera-negara berpendapatan tinggi akses tersebut hampir universal. Masalahnya adalah harga obat-obatan yang tinggi, infrastruktur perawatan kesehatan yang tidak memadai, dan kurangnya sumber pembiayaan, menghalangi penggunaan perawatan kombinasi ARV secara meluas di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sebanyak 12 obat-obatan ARV telah diikutsertakan dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO (WHO Essential Medicines List). Diikutsertakannya ARV dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO akan mendorong pemerintah di negara-negara dengan epidemi tinggi untuk lebih memperluas pendistribusian obat-obatan esensial tersebut kepada mereka yang memerlukannya. Sementara itu, meningkatnya komitmen ekonomi dan politik di tahun-tahun terakhir ini, yang distimulir oleh orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA), masyarakat sipil dan mitra lainnya, telah membuka ruang bagi perluasan akses terhadap terapi HIV secara luar biasa.

Perawatan jenis apakah yang tersedia ketika akses ARV tidak tersedia?
Unsur-unsur perawatan lain dapat membantu mempertahankan kualitas hidup tinggi saat ARV tidak tersedia. Unsur-unsur ini meliputi nutrisi yang memadai, konseling, pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik, dan menjaga kesehatan pada umumnya.

Apakah PEP itu?
Perawatan Pencegahan Pasca Pajanan terdiri dari pengobatan, tes laboratorium dan konseling. Pengobatan PEP harus dimulai dalam hitungan jam dari saat kemungkinan pajanan HIV dan harus berlanjut selama sekitar empat minggu. Pengobatan PEP belum terbukti dapat mencegah penularan HIV. Kendatipun demikian, kajian-kajian penelitian menunjukkan bahwa bila pengobatan dapat dilaksanakan lebih cepat setelah kemungkinan pajanan HIV (idealnya dalam waktu dua jam dan tak lebih dari 72 jam setelah pajanan), pengobatan tersebut mungkin bermanfaat dalam mencegah infeksi HIV.

Sumber : KPA Nasional

http://larasindonesia.com/profile/info-hiv-aids/adakah-obat-untuk-hiv/

 

 

Friday, October 9, 2015

Walhi Ungkap Korporasi di Balik Kebakaran Hutan Penyebab Malapetaka Asap

Walhi merilis daftar perusahaan besar di balik kebakaran hutan dan lahan. Daftar itu hasil analisis kebakaran hutan dan lahan di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Hasil analisis menunjukkan mayoritas titik api di dalam konsesi perusahaan. Di HTI 5.669 titik api, perkebunan sawit 9.168,” kata Edo Rahkman, Manajer Kampanye Walhi Nasional di Jakarta, pekan lalu.
Dia merinci daftar berbagai grup besar terlibat membakar hutan dan lahan, di Kalteng Sinar Mas tiga anak perusahaan, Wilmar 14. Di Riau, anak usaha Asia Pulp and Paper (APP) enam,  Sinar Mas (6), APRIL (6), Simederby (1), First Resources (1) dan Provident (1).
Di Sumsel (8) Sinar Mas dan 11 Wilmar, (4) Sampoerna, (3) PTPN, (1) Simederby, (1) Cargil dan (3) Marubeni. Kalbar Sinar Mas (6), RGM/ APRIL (6). Di Jambi Sinar Mas (2) dan Wilmar (2).
Berdasarkan data LAPAN periode Januari-September 2015 ada 16.334 titik api, 2014 ada 36.781. Berdasarkan data NASA FIRM 2015 ada 24.086 titik api,  dan 2014 ada 2.014.
Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan warga terserang ISPA. Di Jambi ada 20.471 orang, Kalteng 15.138, Sumsel 28.000, dan Kalbar 10.010 orang.
Arie Rompas Direktur Eksekutif Walhi  Kalteng mengatakan, kebakaran karena pola penguasaan lahan korporasi terlalu luas. Dari 15,3 juta hektar luas Kalteng, 12,7 juta hektar (78%) dikuasai investasi. Baik HPH, sawit maupun pertambangan.
“Kalteng memiliki lahan gambut paling luas 3,1 juta hektar. Sudah habis untuk investasi perkebunan sawit. Kesalahan pemerintah yakni pembangunan lahan gambut sejuta haktar zaman Soeharto dan membuka gambut yang menjadi titik api. Gambut itu ekosistem basah yang ketika kering mudah terbakar,” katanya.

Tahun 2015, ada 17.676 titik api di Kalteng. Kebanyakan di konsesi. Namun upaya penegakan hukum masih kurang. Baru ada 30 perusahaan disidik,  10 disegel, tetapi belum jelas tindak lanjut seperti apa. “Yang ditetapkan tersangka Mabes Polri cuma tiga. Itupun perusahaan kecil. Ini menunjukkan penegakkan hukum belum mengarah aktor besar yang mengakumulasi praktik besar pembakaran hutan.”

Dia menyebutkan,  grup besar yang seharusnya disasar dalam upaya penegakan hukum antara lain Grup Wilmar, Best Agro International, Sinar Mas, Musimas, Minamas, dan Julong Grup.
Grup-grup ini, katanya,  mengakumulasi mulai pemilik lahan, membeli CPO dari perusahaan menengah dan kecil, hingga mendapatkan keuntungan dari pembakaran hutan dan lahan.
Senada diungkapkan Anton P Wijaya, Direktur Eksekutif Walhi Kalbar. Dia  mengatakan, Kalbar sebenarnya sudah habis dibagj untuk konsesi. Dari luas 14.680.700 hektar, konsesi perkebunan sawit 5.387.610,41 hektar (550 perusahaan), pertambangan 6,4 juta hektar (817 IUP), dan HTI 2,4 juta hektar (52 perusahaan).
Gambut di Kalbar, 2.383.227,114 hektar, di dalamnya, perkebunan sawit 153 perusahaan seluas 860.011,81 hektar. HTI 27 perusahaan seluas 472.428,86 hektar. Total konsesi di lahan gambut 1.302.498,92 hektar.
“Sebaran Januari-September ada 7.104 titik api. Sebaran di HPH 329, HTI 1.247, sawit 2.783, tambang 2.600 dan gambut 2.994 titik api. Sejak 8 Juli-22 September, setidaknya 40 perusahaan perkebunan ini konsesi terbakar 24.529 hektar.
Hasil pemantauan 1-22 September ada 739 titik api. Berada di satu HPH, tiga HTI, 11 perkebunan dan sembilan pertambangan.
“Data tak kami berikan kepada kepolisian. Kami berikan kepada KLHK dengan harapan segera ditindak serius. Kami kecewa progres penegakan hukum kepolisian.”
Modus baruModus pembakaran hutan dan lahan oleh perusahaan, kata Anton, bukan hanya land clearing penyiapan lahan juga mengklaim asuransi. “Ini modus baru.”
Di beberapa perusahaan, katanya, kebakaran lahan ada kaitan dengan kepentingan asuransi. “Ini sedang kita dalami. Kita melihat ada kesengajaan. Ketika kebun dibuka dalam hitungan ekonomi tak produktif, maka dihanguskan agar mendapatkan asuransi, uang membuka kebun baru di wilayah lain.”
Anton belum bersedia menyebut nama-nama perusahaan tetapi dia memastikan ada grup-grup besar terlibat.
“Di Kalbar kita menyiapkan gugatan kepada penyelenggara negara melalui citizen law suit. Kiita menuntut tanggung jawab negara yang belum memenuhi hak-hak masyarakat. Ada tujuh posko pendaftaran gugatan di Pontianak. Harapannya ini mendapatkan dukungan masyarakat.”
Hadi Jatmiko, Direktur Eksekutif Walhi Sumsel mengatakan, titik api banyak di lahan gambut hingga muncul asap tebal dua bulan belakangan.
Di Sumsel,  ada 3.679 titik api dengan sebaran perkebunan 830 dan HTI 2.509. “Hampir seluruhnya di konsesi. Negara harus memastikan tanggungjawab penuh dari perusahaan dan berani menuntut,” katanya.
Bahkan, ada satu HTI terbakar minggu lalu, ketika masyarakat berduyun-duyun mengambil air dan memadamkan dihadang kepolisian. Polisi menanyakan SIM dan STNK. Padahal itu di tengah hutan. Masyarakat tidak melihat kepolisan menghadang untuk memadamkan api.
“Masyarakat memadamkan karena takut kebun terbakar. Karena ada kebun karet masyarakat 30 hektar terbakar,” katanya. 
Rudiansyah dari Walhi Jambi mengatakan, lima tahun terakhir kebakaran di konsesi sama. Sejak 2011, sebaran titik api naik 40%.
“Walaupun ada komitmen pemerintan pusat dan daerah  tapi titik api terus meningkat. Tahun 2015, ada 5.000 an titik api di konsesi, 80% lahan gambut. HTI maupun sawit.”
Dalam Januari-Agustus 2015, ada 33.000 hektar terbakar dan ISPU sampai 406 hingga membayakan kesehatan.
Menurut dia, rata-rata perusahaan di Jambi pemasok Wilmar. Modus pembakaran, katanya, pada lahan sisa yang akan ditanami. Yang membakar, selain karyawan,  juga masyarakat dengan upah Rp5 juta. Motif pakai tali nilon dipasang jarak 200 meter. Pakai minyak tanah, dinyalakan dengan obat nyamuk.
“Ini kesaksian masyarakat sebagai pelaku. Pembakaran itu disengaja. Akhirnya masyarakat jadi korban.”
Sebenarnya Polda Jambi maupun KLHK sudah merilis dengan mengindentifikasi 15 perusahaan pembakar lahan sengaja.
“Kami menunjukkan grup Sinar Mas, PT Tebo Multi Agro, PT Wira Karya Sakti. Sudah masuk list kepolisian jambi dan KLHK. Dalam proses penyelidikan kepolisian belum sampai.”
Riko Kurniawan, Direktur Eksekutif Walhi Riau melalui sambungan Skype mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Riau sepanjang Juli-Agustus juga banyak di konsesi.
Walhi Riau juga ada posko pengaduan masyarakat agar bisa menggugat class action. Walhi Riau juga akan melaporkan ke PBB karena ada kelalaian negara melindungi masyarakat.
Gugatan perdata ada 20 perusahaan. Dua perusahaan sebagai tersangka. Satu izin HPH dicabut KLHK.
Muhnur Satyahaprabu, Manajer Kebijakan dan Pembelaan Hukum Walhi Nasional juga  menanggapi. Dia mengatakan, data ini bukan berdasar asumsi dan halusinasi Walhi. Semua berdasarkan investigasi dan terkonfirmasi  dari sumber relevan.
“Kita bertanggungjawab atas rilis ini. Kejadian tahun ini seharusnya membuka peluang negara bertindak. Jangan sampai sepeser uang masyarakat terambil. Rilis korporasi besar bukan hanya mengungkap kejahatan, juga meminta pertanggungjawaban.”
Muhnur meminta, pemerintah menggunakan hak representatif warga untuk mengajukan gugatan. Hak representatif ini jarang dan tidak pernah dilakukan pemerintah. Seharusnya pemerintah bisa mewakili rakyat mengklaim semua kerugian dan biaya supaya diganti perusahaan.
Catatan Walhi, 2013 ada 117 perusahaan dilaporkan tetapi hanya satu dipidana. Sekarang ada kekhawatiran akan terulang. Dari hampir 300 perusahaan, belum jelas proses hukumnya.
Asosiasi dan korporasi menanggapi. “Kalau yang sudah terpublikasi di media, itu oleh anggota IPOP akan diverifikasi dulu. Apakah benar mereka melakukan? Jadi kita tak hanya menerima nama dari media. Kami akan mengecek langsung ke perusahaan,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Palm Oil Pledge (IPOP),  Nurdiana Darus di Jakarta, Senin (5/10/15).
Dia mengatakan, kalau pemasok sawit terbukti membakar, setiap anggota IPOP akan mengikuti kebijakan masing-masing perusahaan.
Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholders Engagement Golden Agri Resources Agus Purnomo mengatakan, dalam upaya verifikasi akan meminta bantuan tim legal independen.
“Soal kebakaran, itu dari 18-20 perusahaan yang diangkat oleh media massa diduga membakar, hanya tiga atau empat perusahaan pemasok kami. Dari tiga perusahaan itu, satu dicabut izin oleh KLHK. Otomatis kami berhenti membeli sawit dari mereka.”
KLHK memang belum mencabut izin tiga perusahaan sawit, baru membekukan izin sampai proses hukum selesai. Namun, Agus belum mendapat informasi jelas.
“Bersama-sama teman IPOP dalam minggu ini meminta bantuan tim legal independen hingga kemudian keputusan kami akurat.”
Meski begitu, katanya, lima perusahaan anggota IPOP serius tidak deforestasi, tidak mengkonversi gambut, juga membakar. ”Bahwa kebun kita banyak titik api, itu iya. Tidak kita bantah. Kenyataan memang terbakar. Di lapangan, api terbang karena angin kencang. pohon-pohon kami meskipun sudah delapan tahun, daun-daun di atasnya kering. Mudah terbakar.”
Namun, kalaupun terbakar, tim pemadam api perusahaan sudah siap. Akhir September tak ada titik api terisisa. “Semua habis. Bahwa ada kebakaran lagi, karena api masih banyak berterbangan. Di kebun kami api mati bulan-bulan ini antara tiga sampai empat jam setelah diketahui. Kalau Agustus, satu jam padam. Sekarang agak sulit, karena air sudah tak ada. Sungai-sungai kecil kering. Jadi kami mau mematikan api pakai apa?”
Kawasan konservasi perusahaanpun terbakar. Tidak ada jalan kecuali membawa alat pemadam api ke tengah-tengah kawasan. Akhir bulan lalu, dia meminta kesepakatan beberapa LSM terpaksa membuat jalan ke kawasan koservasi agar bisa mematikan api.
“Kami janji pada Januari, begitu El-Nino berakhir, jalan memadamkan api kami bongkar dan tanami pohon. Direstorasi semula. Ini menunjukkan kesungguhan dan keterbukaan. Tidak betul di kebun kita tak ada kebakaran. Banyak. Tapi mati semua dalam beberapa jam.”
Sumber: WALHI


Tuesday, September 29, 2015

Nih..yang Foto sama Beruang Madu Itu Sudah Pakai Baju Tahanan

TENGGARONG - Ronald (24), Markus (22), dan Martinus (24), yang menggemparkan dunia maya lantaran berfoto selfie dengan beruang madu yang telah dibelah perutnya, akhirnya resmi berstatus tersangka.

Meski belum terbukti membunuh beruang madu tersebut, namun ketiganya dinilai bersalah lantaran turut membawa dan menyimpan hewan yang menjadi maskot Kota Balikpapan itu.

Kasat Reskrim Polres Kukar AKP Yuliansyah mengatakan bahwa ketiganya dianggap melanggar pasal 40 ayat 2 junto pasal 21 ayat 2 huruf B, Undang-Undang 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Walau belum terbukti membunuh, tiga tersangka yang dibekuk aparat Polsek Tabang ini dianggap melanggar karena memiliki, menyimpan dan membawa satwa langka yang sudah mati. Mereka pun diancam dengan hukuman maksimal lima tahun penjara.
Baca: Kasat Reskrim: Bukan Hanya Beruang Madu tapi...
"Kita melihat di foto yang beredar tersebut memang ada tali bekas jerat babi. Sehingga, untuk sementara mereka belum terbukti sebagai pembunuhnya. Tapi dengan membawa dan memiliki satwa langka yang dilindungi itu tetap pelanggaran secara pidana," terang AKP Yuliansyah.  (qi/tom/sam/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2015/09/29/329645/Kasat-Reskrim:-Bukan-Hanya-Beruang-Madu-tapi...-

seperti sudah tidak ada makanan lain wkwkwk....ditangkap

KRONOLOGIS PENOLAKAN TAMBANG PASIR DI DESA SELOK AWAR – AWAR

KRONOLOGIS PENOLAKAN TAMBANG PASIR DI DESA SELOK AWAR – AWAR KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG JAWA TIMUR

Awal terjadinya penolakan Aktivitas Penambangan Pasir masyarakat Desa Selok Awar – Awar sekitar bulan Januari 2015. Bentuk penolakan masyarakat berupa pernyataan sikap FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT PEDULI DESA SELOK AWAR – AWAR KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG yang semua dibentuk oleh 12 warga masyarakat, yaitu :
1. Bapak TOSAN
2. Bapak IKSAN SUMAR
3. Bapak ANSORI
4. Bapak SAPARI
5. Bapak SALIM / P. KANCIL
6. Bapak ABDUL HAMID
7. Bapak TURIMAN
8. Saudara M.HARIYADI
9. Saudara ROSYID
10. Saudara MOHAMMAD IMAM
11. Saudara RIDWAN
12. Bapak COKROWIDODO RS

Mereka melakukan Gerakan Advokasi Protes tentang Penambangan Pasir yang mengakibatkan RusakNya Lingkungan di Desa mereka dengan cara bersurat kepada Pemerintahan Desa Selok Awar – Awar, Pemerintahan Kecamatan Pasirian bahkan kepada Pemerintahan Kabupaten Lumajang / Bupati Lumajang.

Sekitar bulan Juni 2015 FORUM menyurati Bupati Lumajang untuk meminta AUDENSI tentang Penolakan Tambang Pasir , tetapi tidak di Respon oleh Bupati yang diwakili oleh CAMAT Pasirian dan hasil AUDENSI tersebut tentang keberatan FORUM Aktivitas Penambangan tersebut yang Izin Penambangan Pasir yang berkedok Izin Pariwisata.

Pada 9 September 2015 FORUM melakukan Aksi Damai Penyetopan Aktivitas Penambangan Pasir dan Penyetopan Truck muatan Pasir di Balai Desa Selok Awar – Awar yang menghasilkan Surat Pernyataan Kepala Desa Selok Awar – Awar untuk menghentikan Aktivitas Penambangan Pasir di Desa Selok Awar – Awar.

Pada 10 September 2015 adanya Pengancaman Pembunuhan yang dilakukan oleh TIM PREMAN bentukan dari Kepala Desa Selok Awar – Awar kepada Bapak TOSAN. Tim PREMAN tersebut diketuai oleh P. DESIR. Dan sebelum itu juga ada beberapa Anggota FORUM yang pernah diancam oleh TIM PREMAN tersebut.

Pada 11 September 2015 perwakilan FORUM melaporkan kejadian Tindak Pidana Pengancaman Ke POLRES LUMAJANG yang ditemui dan/atau diterima langsung oleh KASAT RESKRIM LUMAJANG Bapak HERI. Pada saat itu KASAT Menjamin dan akan Merespon Pengaduan FORUM yang telah dikordinasikan dengan pimpinan POLSEK PASIRIAN.

Pada tanggal 19 September 2015 FORUM menerima Surat Pemberitahuan dari POLRES LUMAJANG terkait nama – nama Penyidik POLRES yang menangani LKasus Pengancaman tersebut.

Pada tanggal 21 September 2015 FORUM mengirim Surat Pengaduan terkait ILEGAL MINNING yang dilakukan oleh Oknum Aparat Desa Selok Awar – Awar di daerah hutan lindung Perhutani.

Pada tanggal 25 September 2015 FORUM mengadakan Kordinasi dan Konsolidasi dengan Masyarakat akan melakukan Aksi Penolakan Tambang Pasir dikarenakan Aktivitas Penambangan tetap berlangsung dilakukan oleh pihak Penambangan. Rencana Aksi dilakukan besok pagi harinya tanggal
26 September 2015 Pukul 07.30 WIB.

Pada tanggal 26 September 2015 kurang lebih Pukul 08.00 WIB terjadinya Penjemputan Paksa dan Penganiyaan terhadap 2 Anggota FORUM yaitu Bapak TOSAN dan Bapak SALIM / P. KANCIL yang dilakukan Massa yang dipimpim Oleh Bapak DESIR yang mengakibatkan Meninggalnya Bapak SALIM / P.KANCIL dan Luka Berat oleh Bapak TOSAN.

Kejadian Alur TKP Korban P. TOSAN:

Sekitar Pukul 07.00 WIB, Pak Tosan menyebar selebaran di depan rumahnya bersama Sudara Imam, kemudian ada satu orang kebetulan melintas dan berhenti sempat marah-marah, setelah itu dia meninggalkan pak Tosan dan Imam.

Sekitar pukul 07.30 Massa sekitar kurang lebih 40 orang bermotor mendatangi P. TOSAN kemudian mengroyok, Sebelum melarikan diri Imam teman korban sempat melerai kemudian Massa berbalik ingin menyerang IMAM.

Karena IMAM sendirian dan Massa memakai membawa Kayu, Batu dan Clurit lalu IMAM diminta korban untuk melarikan menyelamatkan diri dari Lokasi tersebut, Kemudian pak Tosan melarikan diri dengan menaiki sepeda angin, namun masa terus mengejar, pada saat di lapangan Persil, korban terjatuh, dianiaya dan dimassa dengan memakai Pentungan Kayu, Pacul, Batu dan Clurit.
[29/9 04.19] P. D. Negara: Setelah korban terjatuh masa sempat melindas dengan sepeda motor.
Kemudian setelah beberapa lama datang teman P.TOSAN yaitu RIDWAN yang telah menerima kabar bahwa P.TOSAN di Massa dan di aniyaya oleh 30 orang lebih.

Lalu RIDWAN hendak melerai Massa agar melepaskan P.TOSAN, kemudian Massa berbalik hendak mengkroyok RIDWAN lalu RIDWAN menantang massa pimpinan masa pengroyok yang bernama Desir. Kemudian Massa berbalik dan meninggalkan P.TOSAN yang sudah penuh Luka Berat dan RIDWAN mengantarkan P.TOSAN ke PUSKESMAS Pasirian dan dirujuk ke RSUD Lumajang dan RS.BHAYANGKARA Lumajang.

Kejadian Alur TKP Korban Alm. P.SALIM/ P.KANCIL:

Setelah dari Menganiyaya P.TOSAN Massa menuju rumah P.SALIM/P.KANCIL, Massa menjemput paksa P. SALIM/KANCIL di rumahnya, pada saat kejadian Alm Pak Kancil sedang mengendong cucunya yang masih berusia sekitar 5 tahun, melihat gerombolan masa datang kerumahnya korban menaruh cucunya dilantai, kemudian masa mengikat kedua tangan korban memukuli dengan Kayu, Batu.

Kemudian Massa membawa P.SALIM/P.KANCIL ke Balai Desa Selok Awar – Awar dengan cara diseret, jarak rumah korban dengan balai desa sekitar 2 kilo, pada saat di balai desa korban sempat mendapat penyiksaan, selain dipukuli digergaji lehernya, disetrum, kejadian ini kurang lebih setengah jam antara jam 08.00 – 08.30 sampai menimbulkan kegaduhan terdengar suara kesakitan dari P. SALIM/KANCIL di Balai Desa tersebut yang pada saat itu ada proses belajar mengajar disekolah Anak – Anak PAUD di Desa sampai Proses Belajar mengajar di hentikan dan dipulangkan.

Kemudian Massa menyeret P.SALIM/KANCIL ke luar Balai Desa menuju tempat disekitar Makam Desa, pada saat disekitar makam korban diminta berdiri tangan terikat dan diangkat keatas, kemudian masa membacok perut sebanyak tiga kali namun tidak menimbulkan luka sama sekali, kemudian kepala pak korban di kepruk pakai batu dan mengakibatkan korban meninggal posisi tertelungkup dengan tangan terikat/diikat dengan tambang dengan tubuh terutama Kepala Korban Penuh Luka benda tumpul, di dekat korban banyak Batu dan Kayu berserakan.

Menurut kesaksian dari RIDWAN dan IMAM Massa kurang lebih 30 orang tersebut dipimpin oleh P. DESIR yang kesemuanya itu melakukan Penganiayaan terhadap P.TOSAN dan kemungkinan besar juga Pelaku yang sama terhadap pembunuhan P. SALIM/ P. KANCIL.

Kesaksian RIDWAN dan IMAM telah dimintai keterangan di TKP oleh pihak Penyidik POLRES Lumajang dan menyebutkan beberapa nama Pelaku Penganiayaan dan Pembunuhan yang diketahui, yaitu :
1. P. DESIR
2. EKSAN
3. TOMIN
4. TINARLAP
5. SIARI
6. TEJO
7. ELI
8. BUDI
9. SIO
10. BESRI
11. SUKET
12. SIAMAN
13. JUMUNAM
14. SATUWI
15. TIMAR
16. BURI
17. MISTO
18. PARMAN
19. SATRUM
Dan Pelaku lainnya tidak diketahui namanya.

Untuk beberapa anggota FORUM lainnya Pasca kejadian tersebut berada di POLSEK PASIRIAN untuk meminta Perlindungan keamanan.

LUMAJANG, 26 SEPTEMBER 2015

Tim Advokasi Tolak Tambang Pasir Lumajang yang terdiri dari:
Laskar Hijau, WALHI Jawa Timur, KONTRAS Surabaya dan LBH Disabilitas

Saturday, September 26, 2015

Kualitas udara Kalimantan dan Riau berbahaya

Perahu bermotor melintas di sekitar Jembatan KH Hasan Basri Sungai Barito yang diselimuti kabut asap di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Rabu (9/9/15). (ANTARA FOTO/Kasriadi) ()
Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa kota di Kalimantan dan Riau berada pada level berbahaya, Sabtu.

Hingga pukul 14.00 WIB, ISPU di sejumlah kota tercatat jauh di atas ambang batas minimum level berbahaya yaitu 350. ISPU di Palangkaraya tercatat 1.912 gram per meter kubik, Pekanbaru 401 per meter kubik, Pontianak 602 per meter kubik, Kampar 419 per meter kubik, Bengkalis 429 per meter kubik, dan Siak 527 per meter kubik.

"Sementara ISPU di Jambi tidak termonitor karena alatnya rusak. Sedangkan di Banjarbaru ISPU tercatat 66 per meter kubik dan di Samarinda 98 per meter kubik atau level sedang," kara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho pada Antaranews di Jakarta, Sabtu.

Memburuknya kualitas udara berakibat pada memburuknya jarang pandang di Palangkaraya sejak tadi pagi hingga siang yang tercatat hanya 50-300 meter. "Asap sangat pekat dan siang hari cuaca terlihat kuning kecoklatan. Jarak pandang di Pekanbaru 500 m, Kerinci 400 m, Jambi 300 m, Palembang 1.500 m, Pontianak 2.500 m, Sintang 400 m, dan Banjarmasin 8.000 m," kata Sutopo.

Kualitas udara yang buruk berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Hingga say ini penderita ISPA di Pekanbaru 34.846 jiwa, Jambi 31.191 jiwa, Sumsel 22.855 jiwa, Kalbar 21.130 jiwa, Kalteng 4.121 jiwa sejak tiga hari yang lalu, dan Kalsel 53.428 jiwa.

Sementara itu, kualitas udara di Singapura sudah mulai membaik. Sepanjang hari pada Jumat (25/9) kualitas udara di Singapura pada level sangat tidak sehat hingga berbahaya yaitu 267- 322 Particulate Standard Index (PSI).

"Berbeda dengan Indonesia, Singapura menggunakan ambang batas kualitas udara yang lebih ketat yakni jika tercatat lebih dari 300 PSI, maka udara dinyatakan berbahaya. Pada Sabtu (26/9) pukul 15.00 WIB, kualitas udara berkisar 90-107 PSI atau sedang," kata Sutopo.

Operasi darurat asap terus dilakukan, baik melalui udara, darat, penegakan hokum dan sosialiasi. Meaki demikian, kebakaran masih terus berlangsung. "Ada dua penyebab yaitu api lama yang sudah padam, menyala kembali karena ada di lahan gambut. Yang kedua adalah dibakar lagi. Berdasarkan laporan di lapangan maupun pantauan satelit terlihat bahwa titik-titik api ada di daerah baru maupun daerah lama," kata Sutopo.
Pewarta: 
Editor: Suryanto
http://www.antaranews.com/berita/520232/kualitas-udara-kalimantan-dan-riau-berbahaya

Tahun Ini, Kabut Asap Paling Menakutkan Sepanjang Massa


Jambi,JAMBISATU.com - Sejumlah warga menilai bencana kabut asap tahun ini, terparah sejak 1997 lalu.
Hal ini karena tahun ini merupakan kebakaran terluas di Jambi yang mendekati angka 15 ribu hektare dengan titik api hampir 1.000 titik selama tiga pekan terakhir. Selain itu, juga melibatkan lebih dari 13 perusahaan yang disinyalir pembakar lahan.
Bencana kabut asap kali ini, juga telah menelan korban jiwa dan membuat hampir 30 ribu orang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Hal ini dipicu tingkat pencemaran udara yang mendekati angka 500 PSI.
Selain itu, tidak pernah bandar udara Sultan Thaha Jambi mengalami kelumpuhan lebih dari seminggu, namun kali ini hampir sebulan lumpuh total. Karena menurut BMKG, Kota Jambi daerah terpapar kabut asap paling parah, maka ini pendapat masyarakatnya.
Ibu Anti (52), warga yang tinggal dekat bandara sejak 1979 menuturkan sudah lebih dari 5-7 tahun terakhir, kabut asap mulai rutin terjadi.
“Tahun ini saya takut menghadapi kabut asap, tidak seperti sebelumnya, abunya begitu terasa ketika bernafas. Sangat bahaya dan asapnya paling pekat,” ujarnya.
Pemerintah memang tidak bekerja secara optimal mencegah kebakaran maupun menegakkan hukum terhadap pembakar lahan. Alhasil, pelaku tidak pernah jera, dan kabut asap akan terus berulang.
“Ya cucu saya diungsikan ke Padang, yang aman dari kabut asap. Bahaya, asapnya mengandung abu sisa pembakaran,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkap Ibu Siti (62), tinggal di seputar bandara sejak 1967. Dirinya menuturkan kabut asap tahun 2015 ini baginya yang terparah kedua kalinya setelah tahun 1997 di Kota Jambi.
“Kabut tahun ini parah sekali, saya punya cucu masih SMP, dia harus libur sekolah dalam 2 minggu terakhir, sedangkan tahun lalu tidak selama ini,” ungkapnya.
Saking parahnya, banyak tetangganya yang ketakutan, sehingga mengungsi ke Bengkulu yang tidak tersentuh asap.
“Kalau bisa pemerintah jangan sibuk kampanye, rakyat sudah menderita. Kalau yang sudah tua tidak masalah dan sudah biasa, tapi kasian anak kecil,” tutupnya. (*)
Reporter: Rendra Hariono
Editor: Wendy

Thursday, September 17, 2015

Angka Kemiskinan di Indonesia Bisa Capai 60 Juta Orang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penduduk miskin di Indonesia bisa jadi lebih besar daripada data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 28,59 juta orang. Ambang batas garis kemiskinan yang ditentukan BPS adalah yang berpenghasilan Rp 399 ribu per bulan atau berpengeluaran Rp 13 ribu per hari. Di atas itu penduduk Indonesia bebas dari kategori miskin.

Sementara itu, Bank Dunia menetapkan mereka yang masuk kategori miskin adalah yang berpenghasilan 60 dolar AS per bulan (sekitar Rp 840 ribu) atau berpengeluaran 2 dolar AS (Rp 28 ribu) per hari. Dengan angka ini saja, seseorang sulit untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, apalagi jika angka yang digunakan adalah Rp 13 ribu.

“Apabila kita pakai patokan Bank Dunia, bisa jadi jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 50 sampai 60 juta jiwa,” ucap sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Musni Umar kepadaRepublika.co.id, Rabu (16/9). 

Batas garis kemiskinan yang ideal adalah yang ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Semula, pria yang kerap disapa Ahok ini menetapkan batas hidup layak Rp 2,4 juta per bulan. Namun sekarang ambang batas tersebut meningkat menjadi Rp 2,7 juta atau sekitar Rp 80 ribu per hari. “Ini lebih masuk akal dari yang ditetapkan BPS,” kata dia.

Menurut dia, penyebab utama kemiskinan adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal tersebut menjadikan daya beli masyarakat melemah karena harga kebutuhan serba mahal, sementara penghasilan masyarakat tidak meningkat.
Bukan rahasia umum bahwa saat ini terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran di sektor garmen. Tak hanya itu, 42 ribu orang pekerja di rumahkan. Artinya, mereka tidak mendapat uang lembur dan transportasi. Di satu sisi, angka pengangguran yang lebih dulu ada belum teratasi, namun kini terpaksa harus bertambah akibat adanya PHK. “Kalau bertambah, otomatis kemiskinan bertamabah. Ini sangat penting diperhatikan,” ujar Musni.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/09/16/nurqeq361-angka-kemiskinan-di-indonesia-bisa-capai-60-juta-orang

Tanpa Kedua Tangan, Raisamba Ingin Bahagiakan Ibu

Pagi hari yang cerah ketika orang-orang sibuk lalu lalang untuk beraktifitas atau berlibur bersama keluarga, nampak jelas di mata mereka sesosok tubuh telanjang dada tanpa kedua tangan mengharap belas kasihan.

"Saya tidak meminta, hanya duduk bersila saja di atas trotoar. Kalau ada yang memberikan uang, saya tidak menolak," ujarnya kepada Harian Terbit di trotoar, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu (13/9/2015).

Saat ditanyakan nama, remaja ini terlihat malu. "Nama saya Raisamba, umur 17 tahun," ucapnya lirih seakan banyak hal yang dipendamnya dalam hati.

Raisamba menceritakan kisah hidupnya yang getir tanpa kedua tangan yang sejak ia lahir memang sudah cacat. Kendati demikian ibunya Rika (56) dengan sabar membesarkan dan memeliharanya sehingga ia bertekad membahagiakan orang tuanya.

"Terutama ibu, saya ingin sekali membahagiakannya. Uang yang saya dapat ini selalu saya kasih ibu," ujarnya.

Kejadian menjengkelkan pun dikisahkan mengenai ayahnya yang dianggap kurang bertanggung jawab. "Bapak saya namanya Anto. Sebenarnya kurang suka dengan dia (Anto) karena kurang tanggung jawab dan perhatian pada saya dan ibu, saya bahkan pernah berkelahi dengannya," beber Raisamba.

Remaja yang bisa bercerita dengan ucapan baik ini menambahkan, sehari-hari ia makan dan minum menggunakan kaki. "Saya juga sholat, ya wudhu menggunakan kaki, membuka buku bacaan dengan kaki, saya lancar membaca. Kalau di pinggir jalan begini sengaja buka baju, cari keringat dan orang-orang bisa melihat jelas saya memang tak punya tangan. Tapi kalau ada yang mengajak kerja, saya sanggup," cetusnya optimis.

Selain itu keinginan kuat Raisamba untuk membantu ibu dikarenakan pendapatan yang minim. "Saya juga masih punya adik. Ibu saya kuli nyuci, bapak saya kerja bangunan, serabutan. Saya bersama saudara saya lahir di Cijantung, kami asli orang Betawi karena ibu Betawi," kisahnya.

Ketika ditanyakan apakah pernah mendapatkan bantuan dari dinas sosial? Raisamba menggeleng. "Tidak pernah ada bantuan dari dinas sosial. Saya ingin membahagiakan orang tua dengan usaha sendiri, ingin punya usaha sendiri, nanti kalau sudah sukses juga untuk ibu. Saya di pinggir jalan begini memang keinginan saya bantu orang tua," paparnya.

Tidak hanya membantu orang tua, Raisamba mengaku ingin terus membantu diri sendiri. "Saya tiap empat hari sekali ke majelis taklim Nurul Mustofa, itu untuk membantu diri saya agar mengerti ilmu agama. Bahkan saya pernah bertemu habib Munzir al Musawwa dan ustad Uje dalam mimpi sekitar tahun 2014. Kadang juga saya malam jumat ke majlis taklim Arrohmah dan pernah juga mimpi dengan Imam Bondjol," ujarnya.

Raisamba ingin sekali adiknya yang kondisi tubuhnya normal seperti anak-anak pada umumnya, bisa bersekolah lagi. "Adik saya berhenti karena biaya, memang sekarang gratis, tapi biaya lain kan tidak. Kalau saya saya tidak sekolah, belajar sendiri dari kecil. Pernah sih saya sekolah, tapi sekolah sepak bola di Poncol, sekarang sekolah itu sudah bubar," pungkasnya.
Foto: Dok Harian Terbit

Sunday, September 13, 2015

Nasib Jenazah TKW Marta Saragih Terkatung-katung di Malaysia

Sudah menjadi hal yang umum, berbondong-bondong orang-orang Warga Negara Indonesia (WNI) mencari pekerjaan di luar negeri. Tercatat ada jutaan WNI bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga, pelayan, buruh di kebun sawit hingga yang terjebak atau sengaja berjibaku dengan dunia malam...

Tidak sedikit yang bernasib baik, mengumpulkan ringgit demi ringgit Malaysia, namun tidak sedikit pula yang malah dicambuk atau pulang dalam keranda mayat...

Alasan klasik para TKI berlomba-lomba untuk dapat bekerja di luar negeri sebenarnya bisa dimaklumi, sebab di negeri sendiri pemerintah sampai detik ini tiada mampu memberikan peluang pekerjaan yang luas dan memadai. Jadilah alasan ke luar negeri, demi mengumpulkan modal, agar kelak bisa memiliki usaha sendiri, modal untuk sekolah, kuliah, untuk membesarkan anak-anak, bisa sekolah yang tinggi, modal nikah, modal beli sawah, modal ini dan itu...

Sehingga pergilah anak-anak negeri dari tanah yang subur ini...

Ke Malaysia, Brunei, Hongkong, Jepang, Korea, Arab Saudi...

Thursday, September 10, 2015

Lomba Kartun Berhadiah Rp 200 Juta

Jangan lewatkan kesempatan ini! Dari pada bakat saudara hanya disimpan atau malah corat coret tembok orang, lebih baik ikutan lomba yukk...!

Selengkapnya.... klik aja :) http://ditpdpontren.kemenag.go.id/wp-content/uploads/2015/09/POSTER-lomba-kartun-santri-FIXX-ok.jpg

Semangat Hidup Pengungsi Suriah

Sebuah upaya seorang fotografer dari sisi spontanitas naluri kemanusiaannya....

Gissur Simonarson, dia mengarahkan kamera menangkap garis wajah penuh derita dan tatapan penuh harap lelaki pengungsi Suriah itu, serta sang putri yang seolah ingin selalu bersamanya.

Simonarson memposting hasil jepretannya di media sosial, dan berkampanye. Dalam sekejap ia memperoleh 6.000 pengikut. "Ini gambar sangat emosional," kata Simonarson kepada CNN. "Lihat wajah lelaki itu dan caranya menjajakan pena yang menjadi harapan hidup."

Dalam beberapa jam, permintaan mengalir dari seluruh dunia agar membantu sang pedagang asongan. Simonarson tidak tahu siapa yang mengambil fotonya dan melakukan kampanye penggalangan dana.

Simonarson melakukan kempanye kedua, yaitu pencarian. Ia menulis di media sosial untuk meminta kepada siapa saja, yang menemukan lelaki itu, menghubunginya.

Setelah dua hari pencarian, Carol Malouf, aktivis lainnya, menemukan lelaki dalam foto itu.
Lelaki penjaja pulpen itu adalah Abdul Halim Attar Putri yang digendongnya bernama Reem.

"Reem datang kepada saya dan meminta selfie," tulis Malouf. "Seorang gadis yang cantik, yang butuh rumah penuh cinta."

Kampanye untuk membantu Abdul dan Reem kian gencar. Simonarson menargetkan 5.000 dolar AS, dan hanya perlu 30 menit untuk mencapainya. Menit-menit berikutnya, bantuan terus mengalir dan mengalir, sampai mencapai 104 ribu dolar AS.

Abdul adalah orang tua tanggal yang harus membesarkan dua anak. Ia berasal dari Yarmouk, kota paling menderita dalam konflik Suriah.

Yarmouk tidak hanya medan tempur tentara Suriah dan pemberontak, tapi tiga kekuatan lain; ISIS, pengungsi Palestina, dan kelompok yang berafiliasi ke Al Qaeda.

"Kampanye ini membuktikan rasa kemanusiaan belum hilang dari muka bumi," ujar Simonarson.

Ketika Abdul mendengar jumlah bantuan untuk dirinya, dia menangis dan menangis. Simonarson menulis tangis Abdul adalah ungkapan rasa syukur tak terhingga.

Sebelum perang berkecamuk, Abdul adalah pekerja pabrik cokelat di Yarmouk. Ia kini satu dari empat juga pengungsi Suriah yang melanjutkan hidup di Turki, Yordania, dan Lebanon. Ribuan lainnya berusaha mencapai Eropa dengan bertaruh nyawa.

Rasa syukur Abdul tak hanya terlampias lewat tangis, tapi janji membantu pengungsi lain dengan uang yang diperoleh.

"Terima kasih kepada semua," ujar Abdul seraya melihat Reem dengan senyum. "Saya akan menggunakan uang ini untuk menyekolahkan anak saya dan membantu pengungsi lain."

Sebuah pelajaran berharga tentang arti kemanusiaan. 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews