Sunday, August 23, 2015

Tingkat Kemiskinan Tangsel Paling Rendah di Indonesia



RMOL. Upaya dalam menanggulangi kemiskinan terus digalakkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Ini tercermin dari besaran alokasi anggaran yang bertambah signifikan dari RP 56 milIar di tahun 2011 menjadi Rp 218 miliar di tahun 2014.

Kepala Badan Perecanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan Teddy Meiyadi mengatakan bahwa peningkatan anggaran itu tidak lepas dari beberapa program yang harus dijalankan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan. Apalagi perkara kemiskinan memang menjadi prioritas pembangunan daerah 2011-2016.

"Pemkot telah menganggarkan sekitar 10,7 persen dari total APBD khusus untuk menanggulangi kemiskinan, dan itu tak termasuk pembangunan infrastruktur," kata Teddy dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (22/8).

Setidaknya, tiga program telah dijalankan pemerintah Tangsel selama ini. Pertama, program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial. Kedua, program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan. Ketiga, program penanggulangan kemiskinan berbasis ekonomi mikro dan kecil.

"Misalnya ada beasiswa, bedah rumah, PKH, BOSDA, Raskin, KUR, dan sebagainya. Juga ada program-program lain yang secara tak langsung berpengaruh bagi masyarakat miskin,” urainya.

Berkat program-program tersebut, lanjut Teddy, pemerintah Tangsel mampu menekan angka kemiskinan jauh di bawah rata-rata nasional. Bahkan Tangsel termasuk ke dalam kelompok kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan terendah secara nasional. Angka kemiskinan di Tangsel, ujarnya, selalu berada di bawah kisaran 2 persen, dan merupakan angka terendah dibanding kabupaten/kota lain di Provinsi Banten. Hal itu diperkuat lagi oleh analisis Bappenas tahun 2013 yang memasukkan Tangsel sebagai daerah dengan perkembangan tingkat kemiskinan Kategori 4 atau Baik.

Tahun 2013, tingkat kemiskinan Tangsel berada dalam kisaran angka 1,75 persen. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 1,33 persen, tahun 2011 sebesar 1,5 persen, dan tahun 2010 sebesar 1,67 persen. Namun demikian, peningkatan tersebut tidak lepas dari kebijakan pemerintah di mana pada tahun yang sama menaikkan harga BBM.

"Kebijakan itu berakibat pada meningkatnya inflasi. Di Banten, angka inflasi tahun itu relatif tinggi, sebesar 9,65 persen, dan angka kemiskinannya 5,74 persen, meningkat dari tahun 2012 sebesar 5,71 persen," urainya.

Menurut Teddy, tingginya inflasi menyebabkan terjadinya penurunan daya beli kelompok masyarakat tertentu. Sehingga dengan demikian, otomatis akan mengakibatkan bertambahnya angka kemiskinan. [ian]

http://www.rmol.co/read/2015/08/22/214311/Tingkat-Kemiskinan-Tangsel-Paling-Rendah-di-Indonesia-







2016, Angka Kemiskinan di DKI Diprediksi Turun

Bayu Adi Wicaksono, Rebecca Reifi Georgina
VIVA.co.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakin dapat menurunkan angka tingkat kemiskinan di Jakarta pada tahun 2016 mendatang hingga tiga persen. Pasalnya, berdasarkan data yang ada selama dua tahun ke belakang ini, tingkat kemiskinan di DKI terus meningkat.

Dari data yang didapatkan, jumlah penduduk miskin di DKl Jakarta pada bulan September 2014 tercatat mencapai 412,79 ribu orang atau 4,09 persen dari total penduduk. Jumlah ini meningkat jika dibanding tahun 2013 yang hanya sebesar 371.700 ribu atau 3,72 persen.

Meningkatnya jumlah penduduk miskin ini, diduga disebabkan oleh tingginya inflasi pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,95 persen. Kenaikan angka inflasi ini, berakibat terhadap meningkatnya angka garis kemiskinan 2014 sebesar 25.238 rupiah atau 5,8 persen dari tahun 2013. Kondisi ini diduga menambah jumlah penduduk miskin.

 Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, tingkat kemiskinan di DKI Jakarta pada tahun 2015 ini dinilai sudah turun secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2014. Diketahui tingkat kemiskinan menurun sebanyak 0,56 persen.

"Tingkat kemiskinan di DKI Jakarta memang paling rendah secara nasional, yakni masih di bawah lima persen. Tapi ,apakah dengan data ini membuat kita bertepuk dada? Tidak. Karena kemiskinan di Ibu Kota mempunyai karakter yang berbeda dari daerah lain. Penanganan kemiskinan di Jakarta lebih sulit dibandingkan daerah lain," kata Djarot saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Penanggulangan Kemiskinan DKI Jakarta di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.

Walaupun sulit, kata Djarot, pihaknya yakin Pemprov DKI dapat menurunkan angka kemiskinan hingga tiga persen pada tahun 2016.

"Kalau sekarang kan 3,53 persen ya, paling enggak ya, dapat tiga persen sampai 2016. Makanya kita perlu terus menerus lakukan upaya penurunan tingkat kemiskinan," ujarnya.

Djarot menuturkan, dari prediksi yang dilakukannya, ia menilai kantong-kantong kemiskinan di Jakarta berpusat pada pemukiman padat seperti yang banyak ditemukan di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.

"Saya belum tahu datanya. Tapi kalau kita melihat kantong-kantong kemiskinan, kita bisa tahu di pemukiman padat, yang sekarang sering terjadi tawuran. Salah satunya ada di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Yang paling rendah Jakarta Selatan kali ya," kata Djarot.

http://m.news.viva.co.id/news/read/657973-2016--angka-kemiskinan-di-dki-diprediksi-turun

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews