Saturday, October 8, 2016

Kemiskinan di Belakang Kantor Wali Kota Tangerang Selatan

Di belakang kantor Wali Kota Tangsel banyak warga miskin seperti janda, dhuafa, dan penyandang tuna daksa yang luput dari perhatian pemerintah.

TANGERANG SELATAN – Di gubuk seluas 5x6 meter berdinding papan triplek dan beralas tanah itu tinggal seorang kakek yang terus berjuang ditengah kerasnya hidup. Namanya Suroto di usia nya yang ke 63, kakek ini sudah hampir lumpuh total. Dia hanya bisa berjalan sejauh 5 meter, itu pun dengan langkah yang terseok-seok.
Suroto lumpuh sejak 15 tahun lalu akibat kecelakaan dialaminya saat bekerja sebagai kuli bangunan. Kecelakaan pahit itu membuat kepala rumah tangga yang mempunyai seorang putri ini hanya bisa pasrah dengan ketidakberdayaannya untuk mencari nafkah untuk keluarganya.
"Bingung mau kerja apa lagi. Kaki saya sudah lumpuh. Dan tidak kuat untuk berjalan jauh," ujar kakek berkacamata tebal itu, saat disambangini dikediamanya, Jumat (30/9/2016).
Beruntung, Suroto ditemani istrinya Yanti (55) yang setia merawat. Sang istri dengan susah payah harus berkeliling berjualan lontong untuk mencukupi kehidupannya sehari – hari. Dalam membuat lontong, Yanti dibantu sang puteri yang mencari pelepah pisang untuk pembungkus lontong, serta kayu bakar yang digunaka untuk berebus air. Mereka memilih bahan bakar kayu untuk menghemat biaya.
Bertetangga dengan Suroto juga tinggal sepasang suami istri lanjut usia. Tina seorang nenek berusia 80 tahun dengan setia setiap hari merawat suaminya Fiasat (80), yang kondisinya juga mengalami lumpuh pada kaki dan tangan kanannya.
Kondisi sang suami yang hanya dapat berbaring dan duduk di kasur, ditambah kesulitan bicara sejak puluhan tahun lalu itu, membuat pasangan yang tidak dikaruniai anak itu pun semakin terpuruk perekonomiannya.
Bahkan, Tina dan suaminya untuk tak jarang menahan lapar seharian penuh lantaran tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Dia pun hanya bisa menunggu belas kasih dari warga sekitar yang terkadang memberinya uang, beras, atau makanan.
"Kalo makan nunggu tetangga ada yang ngasih. Tetangga di sini sudah seperti saudara semua. Tembok nenek juga dibangun sama pak RT dan warga sini. Sebelumnya sudah hampir roboh," tutur nenek.
Pantauan Infonitas.com rumah petak yang ditinggali pasangan manula itu masih beralaskan tanah, dapur dengan kasur menyatu dan tidak ada kamar mandi. Alat elekronik pun hanya ada radio jaman dulu yang dijadikan hiburan bagi sang suami. Untuk kamar mandi ketika nenek itu ingin membersihakn dirinya dan ingin memandikan suaminya harus berjalan sekitar 500 meter menuju sumur yang bersebelahan dengan kandang kambing.
Tak Tersentuh Pemerintah
Kisah keluarga Suroto dan Nenek Tinah ini bisa ditemui di Kampung Maruga RT03/04, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Ironisnya keluarga miskin ini tinggal tepat di belakang Kantor Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Di Kampung Maruga, tepat di belakang Kantor Wali Kota Tangsel banyak sekali keluarga yang hidup jauh dari kata layak. Mereka hidup ditengah kemiskinan selama puluhan bahkan belasan tahun. Namun tak tersentuh oleh Pemkot Tangsel.
Kehidupan mereka seakan bertolak belakang dengan megahnya Gedung Pamkot Tangsel. Kantor Airin Rachmy Diany itu seakan tidak peduli dengan kemiskinan masyarakat disekelilingnya. Seperti yang diutarakan Cipto Ketua RT 03/04, yang mengaku pihaknya telah mendata ada 3 rumah warga yang menurutnya perlu mendapatkan program renovasi rumah atau bantuan sosial dari pemerintah.
"Masih ada 3 rumah yang belum dapat bantuan. Selain rumah pak Suroto dan bu Tina, ada juga 1 rumah kurang layak, janda dhuafa istri dari mantan RT sini yang meninggal," paparnya.
Cipto juga mengaku, sudah 2 tahun melakukan pendataan warga miskin yang tinggal tepat di belakang Kantor Wali Kota Tangsel. Namun hingga kini belum ada realisasi dari dinas terkait untuk memberikan bantuan bagi warganya. "Apalagi ini kampung ini di belakang kantor Bu Arin. Saya harap adanya bantuan. Karena bantuan itu sangat berpengaruh keberlangsungan hidup warga," tandasnya.

http://www.solopos.com/2016/09/30/solopos-hari-ini-soloraya-hari-ini-65-penderita-hivaids-baru-ditemukan-757204

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews