Gunung Padang, begitulah orang-orang Indonesia menyebutnya. Dari
nama Padang, ini mengartikan suatu tempat yang lapang dan luas, namun letaknya
bukan di Kota Padang daerah Sumatera Barat yang terkenal dengan masakan khasnya
itu.
Situs Megalitikum ini berada di Desa Karyamukti, Kecamatan
Cempaka, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Pekan lalu Alhamdulillah saya
berkesempatan mengunjungi satu diantara banyaknya kekayaan dari peninggalan
masa lalu di nusantara ini.
Menempuh perjalanan dari Kota Cianjur dengan menggunakan
mobil, ke Gunung Padang butuh waktu sekitar kurang lebih 3 jam. Akses jalan
yang sebagian masih diperbaiki membuat kendaraan harus berhati-hati, belum lagi
cukup panjang akses ke pegunungan ini belum dipasangi pagar pembatas jalan,
sehingga jika tidak berhati-hati maka mobil bisa masuk terperosok masuk jurang.
Penduduk sekitar yang ramah menjadikan perjalanan tambah
bersemangat, dan masih mudah ditemui warung-warung kelontong apabila kita tidak
sempat membeli bekal. Rumah-rumah penduduk yang asri walau tentunya tidak
sepadat di Jakarta, membuat fikiran tenang dan nyaman, jauh dari kebisingan
serta segala ambisi.
Apalagi melihat senyum gadis-gadis setempat yang malu-malu,
bagaikan kisah zaman dahulu kala, lalu indahnya kebun-kebun teh yang
bersusun-susun, sangat luas lagi menghembuskan udara segar dan alami. Maka sebaiknya
AC mobil dimatikan, kemudian bukalah semua jendela saat melewati kebun-kebun teh
yang tinggal beberapa kilometer saja sebelum kendaraan menaiki jalan pegunungan
yang lebih tinggi.
Walau belum ada hotel atau tempat menginap di kaki Gunung
Padang, setidaknya tempat wisata alam ini sudah dilestarikan dan ditata lebih
baik lagi. Menaiki anak-anak tangga yang berkelok, hati akan merasa puas dan
takjub ketika melihat Gunung Padang hingga ke setiap puncaknya, pemandangan
alam yang luar biasa!
Saya jadi berfikir, jika seandainya tempat yang begitu indah
di Gunung Padang ini masih tertata rapi layaknya tempat pertapaan, maka
menggunakan teknologi apa dalam membawa batu-batu berukuran besar dan berbentuk
segi empat memanjang, segi lima dan enam. Bahkan ada batu yang bunyinya seperti
Gamelan. “Ini batu Gamelan, bunyinya berbeda dengan bebatuan lain yang ada di
sini,” kata Deni satu diantara beberapa orang penjaga Gunung Padang yang biasa
memandu dan menceritakan sejarah Gunung Padang kepada para turis lokal dan
manca negara. Dan benar saja, bunyi batu yang dinamakan batu Gamelan tersebut
berbunyi seperti layaknya alat musik Gamelan.
Deni kemudian menunjukkan batu yang terdapat bekas cakar
macan dan masih banyak hal gaib lainnya, dimana keyakinan pada hal-hal gaib
memang sudah menjadi bagian dari kepercayaan. Seperti Nabi Sulaiman alahissalam
yang diberi kuasa oleh Allah sehingga bisa berkomunikasi dengan Jin dan
memerintahkan mereka membuat istana, maka kesimpulan dalam fikiran saya tentu
saja tempat ini dibangun oleh orang-orang sakti pada zaman dahulu.
Tidak kalah menariknya adalah jauh dari atas ketinggian,
kita bisa melihat panorama alam yang sangat indah di Gunung Padang ini,
pegunungan hijau yang mengelilingi, awan dan langit seakan begitu dekat.
0 comments:
Post a Comment