RMOL. Upaya dalam menanggulangi kemiskinan terus digalakkan
Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Ini tercermin dari besaran alokasi
anggaran yang bertambah signifikan dari RP 56 milIar di tahun 2011
menjadi Rp 218 miliar di tahun 2014.
Kepala Badan Perecanaan
Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan Teddy Meiyadi mengatakan bahwa
peningkatan anggaran itu tidak lepas dari beberapa program yang harus
dijalankan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan. Apalagi perkara
kemiskinan memang menjadi prioritas pembangunan daerah 2011-2016.
"Pemkot
telah menganggarkan sekitar 10,7 persen dari total APBD khusus untuk
menanggulangi kemiskinan, dan itu tak termasuk pembangunan
infrastruktur," kata Teddy dalam keterangan tertulis yang diterima
redaksi, Sabtu (22/8).
Setidaknya, tiga program telah dijalankan
pemerintah Tangsel selama ini. Pertama, program penanggulangan
kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial. Kedua, program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan. Ketiga, program
penanggulangan kemiskinan berbasis ekonomi mikro dan kecil.
"Misalnya
ada beasiswa, bedah rumah, PKH, BOSDA, Raskin, KUR, dan sebagainya.
Juga ada program-program lain yang secara tak langsung berpengaruh bagi
masyarakat miskin,” urainya.
Berkat program-program tersebut,
lanjut Teddy, pemerintah Tangsel mampu menekan angka kemiskinan jauh di
bawah rata-rata nasional. Bahkan Tangsel termasuk ke dalam kelompok
kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan terendah secara nasional. Angka
kemiskinan di Tangsel, ujarnya, selalu berada di bawah kisaran 2
persen, dan merupakan angka terendah dibanding kabupaten/kota lain di
Provinsi Banten. Hal itu diperkuat lagi oleh analisis Bappenas tahun
2013 yang memasukkan Tangsel sebagai daerah dengan perkembangan tingkat
kemiskinan Kategori 4 atau Baik.
Tahun 2013, tingkat kemiskinan
Tangsel berada dalam kisaran angka 1,75 persen. Angka ini sedikit
meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 1,33 persen, tahun 2011
sebesar 1,5 persen, dan tahun 2010 sebesar 1,67 persen. Namun demikian,
peningkatan tersebut tidak lepas dari kebijakan pemerintah di mana pada
tahun yang sama menaikkan harga BBM.
"Kebijakan itu berakibat
pada meningkatnya inflasi. Di Banten, angka inflasi tahun itu relatif
tinggi, sebesar 9,65 persen, dan angka kemiskinannya 5,74 persen,
meningkat dari tahun 2012 sebesar 5,71 persen," urainya.
Menurut
Teddy, tingginya inflasi menyebabkan terjadinya penurunan daya beli
kelompok masyarakat tertentu. Sehingga dengan demikian, otomatis akan
mengakibatkan bertambahnya angka kemiskinan.
[ian]
http://www.rmol.co/read/2015/08/22/214311/Tingkat-Kemiskinan-Tangsel-Paling-Rendah-di-Indonesia-
2016, Angka Kemiskinan di DKI Diprediksi Turun
Bayu Adi Wicaksono, Rebecca Reifi Georgina
VIVA.co.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakin
dapat menurunkan angka tingkat kemiskinan di Jakarta pada tahun 2016
mendatang hingga tiga persen. Pasalnya, berdasarkan data yang ada selama
dua tahun ke belakang ini, tingkat kemiskinan di DKI terus meningkat.
Dari
data yang didapatkan, jumlah penduduk miskin di DKl Jakarta pada bulan
September 2014 tercatat mencapai 412,79 ribu orang atau 4,09 persen dari
total penduduk. Jumlah ini meningkat jika dibanding tahun 2013 yang
hanya sebesar 371.700 ribu atau 3,72 persen.
Meningkatnya jumlah
penduduk miskin ini, diduga disebabkan oleh tingginya inflasi pada tahun
2014 yaitu sebesar 8,95 persen. Kenaikan angka inflasi ini, berakibat
terhadap meningkatnya angka garis kemiskinan 2014 sebesar 25.238 rupiah
atau 5,8 persen dari tahun 2013. Kondisi ini diduga menambah jumlah
penduduk miskin.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, tingkat
kemiskinan di DKI Jakarta pada tahun 2015 ini dinilai sudah turun secara
signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2014. Diketahui tingkat
kemiskinan menurun sebanyak 0,56 persen.
"Tingkat kemiskinan di
DKI Jakarta memang paling rendah secara nasional, yakni masih di bawah
lima persen. Tapi ,apakah dengan data ini membuat kita bertepuk dada?
Tidak. Karena kemiskinan di Ibu Kota mempunyai karakter yang berbeda
dari daerah lain. Penanganan kemiskinan di Jakarta lebih sulit
dibandingkan daerah lain," kata Djarot saat membuka Rapat Kerja Daerah
(Rakerda) Penanggulangan Kemiskinan DKI Jakarta di Balai Kota DKI,
Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.
Walaupun sulit, kata Djarot, pihaknya yakin Pemprov DKI dapat menurunkan angka kemiskinan hingga tiga persen pada tahun 2016.
"Kalau
sekarang kan 3,53 persen ya, paling enggak ya, dapat tiga persen sampai
2016. Makanya kita perlu terus menerus lakukan upaya penurunan tingkat
kemiskinan," ujarnya.
Djarot menuturkan, dari prediksi yang
dilakukannya, ia menilai kantong-kantong kemiskinan di Jakarta berpusat
pada pemukiman padat seperti yang banyak ditemukan di Jakarta Pusat dan
Jakarta Timur.
"Saya belum tahu datanya. Tapi kalau kita melihat
kantong-kantong kemiskinan, kita bisa tahu di pemukiman padat, yang
sekarang sering terjadi tawuran. Salah satunya ada di Jakarta Pusat dan
Jakarta Timur. Yang paling rendah Jakarta Selatan kali ya," kata Djarot.
http://m.news.viva.co.id/news/read/657973-2016--angka-kemiskinan-di-dki-diprediksi-turun